Bupati Sumbawa Barat Tegaskan Tak Ada Kegiatan Bukber Bagi ASN
Sumbawa Barat -- Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H.W.Musyafirin punya cara lain untuk tetap dekat dengan masyarakat di tengah munculnya kebijakan tentang larangan buka puasa bersama (Bukber) bagi kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Terkait larangan itu, orang nomor satu bumi Pariri Lema Bariri ini dengan tegas melarang dan tidak mengijinkan ASN nya melaksanakan kegiatan buka bersama (bukber). ‘’Apa yang sudah putuskan presiden harus kita laksanakan. ASN dilarang melaksanakan kegiatan buka bersama selama ramadan wajib dipatuhi,’’ tegasnya.
Meski demikian, bupati tidak melarang jika ada ASN melaksanakan kegiatan buka bersama dengan masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggal atau lingkungan kantor. Berbagi langsung dengan masyarakat, meskipun hanya dalam kegiatan kecil seperti ini menurutnya tidak masalah.
‘’Kalau hanya sekitar lingkungan mereka, tidak ada masalah. Apalagi aparatur yang mengundang masyarakat itu jauh lebih baik. Berbagai di bulan ramadan ini memiliki berkah tersendiri,’’ katanya.
Sejak diterbitkannya larangan bukber bagi ASN seluruh Indonesia, H. Firin demikian disapa juga mengurangi kegiatan atau aktifitas selama bulan ramadan. Kegiatan safari ramadan yang menjadi salah satu agenda rutin, khususnya setelah covid-19 melandai tetap dilaksanakan namun dibuat sesederhana mungkin. Di antaranya meniadakan kegiatan buka bersama, para ASN yang ikut dalam kegiatan tersebut dipersilahkan lebih dulu berbuka di rumah masing-masing, atau menyediakan bekal sendiri saat berada di lokasi kegiatan.
‘’Kalau dulu biasanya kita buka bersama di tempat kegiatan safari, sekarang kita tiadakan. Kita berbuka dulu di rumah masing-masing, baru datang ke lokasi kegiatan, setelah itu melaksanakan sholat isya dan taraweh berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan menyapa masyarakat dan ditutup dengan menyerahkan bantuan,’’ katanya.
Meski kegiatan safari ramadan ini dilakukan secara terbatas dan sangat sederhana, namun makna dan tujuan utama dari kegiatan itu tidak berkurang. Yaitu silaturahmi pimpinan daerah secara langsung kepada masyarakat. ‘’Saat covid-19 terjadi, kita sama sekali tidak menggelar kegiatan safari ramadan. Bahkan hampir tiga tahun kita tidak laksanakan kegiatan ini. Sekarang kita gelar, tapi dibuat sederhana, datang setelah berbuka dan langsung menyalurkan bantuan setelah itu kembali ke tempat masing-masing,’’ tambahnya.
Bupati bahkan mendukung penuh kebijakan tersebut. Larangan itu dinilai sangat tepat di tengah kondisi masyarakat saat ini. Ia mengakui, sangat tidak etis aparatur negara sebagai pelayanan masyarakat menonjolkan kehidupan berlebih, meskipun itu dalam lingkup kecil berupa kegiatan buka bersama.
Tak hanya itu, ASN saat ini tengah menjadi sorotan di tengah masyarakat. Kemunculan gaya hidup hedon sejumlah oknum aparatur pemerintah dianggap tidak empati dengan kondisi masyarakat. ‘’Sisi positif dari larangan ini tidak lain ingin memberikan edukasi, bahwa aparatur itu harus bisa menunjukkan hidup sederhana,’’ tambahnya. (diskominfoksb)