Buka Puasa Bersama Tokoh Samawa di Jakarta, Bupati KSB Sampaikan Sejumlah Hal Penting
Sumbawa Barat—Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr.Ir. H.W.Musyafirin, MM berkesempatan bertemu tokoh Sumbawa-Sumbawa Barat di Jakarta. Pertemuan sekaligus buka puasa bersama tokoh asal Samawa ini dimanfaatkan Bupati untuk menyempaikan sejumlah penting tentang KSB.
Pertemuan yang berlangsung di kediaman mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin itu juga dihadiri sejumlah tokoh nasional asal Sumbawa-KSB. Di antaranya H. Fahri Hamzah, mantan Wakil Ketua DPR RI termasuk beberapa tokoh Samawa lain seperti Sultan Sumbawa ke 18, Sultan Muhammad Kaharuddin IV. Ada juga Bupati Sumbawa, H. Mahmud Abdullah. ‘’Ada banyak isu-isu liar yang berkembang kaitannya dengan Sumbawa Barat. Ini perlu saya luruskan supaya tidak terus menjadi liar,’’ kata H. Firin dihadapan tokoh-tokoh yang hadir, Senin (18/3/2024).
Bupati mengakui, kemajuan tehnologi saat ini menjadikan informasi yang diterima semakin cepat. Namun informasi cepat yang diterima itu belum tentu sesuai fakta di lapangan. ‘’Tentunya kita sebagai orang timur, orang pulau Sumbawa menjaga adab dan edab itu penting,’’ ingatnya.
Pesan bupati, setiap informasi maupun isu-isu yang diterima harus dicek lebih dulu kebenarannya. Supaya tidak menjadi isu liar dan membahayakan. Mengelola dan menyampaikan informasi yang baik kepada masyarakat menjadi penting dan tanggungjawab semua tokoh yang ada. ‘’Jangan sampai terjadi kesalahpahaman, apalagi sampai membuat gaduh, itu tidak baik juga,’’ harapnya.
Bupati mencontohkan, terkait isu tentang keberadaan PT AMNT, perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar kedua di Indonesia yang beroperasi di Batu Hijau yang dianggap tidak mampu memberikan efek signifikan terhadap KSB. Parahnya, narasi yang dibangun sebagai daerah tambang angka kemiskinan, stunting, pengangguran KSB masih yang tertinggi di Provinsi NTB. ‘’Informasi ini justeru membuat kita bingung. Ketika data yang dibaca tidak benar, tentu narasi yang dihasilkan tidak benar juga,’’ sesalnya.
Data stunting di KSB, berbicara terkait masalah ini, seharusnya persentase yang disampaikan bukan berdasarkan jumlah penduduk, tetapi harusnya dilihat berdasarkan jumlah balita. ‘’Ini kalau datanya dibaca kebalik-balik pasti narasinya jadi bingung,’’ urainya.
Alumni Fakultas Peternakan Unram ini menegaskan, AMNT sebagai perusahaan tambang yang beroperasi di KSB telah memberikan dukungan penuh terhadap program pembangunan, terutama mendukung penurunan angka kemiskinan, pengangguran dan stunting. ‘’Perusahaan telah melaksanalan kewajibannya dengan baik, bukan hanya untuk KSB tetapi juga untuk Pemrov NTB dan juga kabupaten lainnya di NTB,’’ tutupnya. (MC Sumbawa Barat)